Tuesday, January 23, 2007

Ciptakan Takdir Tuhan Di Muka Bumi

Segala sesuatu itu berada pada kehendakNya. Tak ada yang dapat lari dariNya sedikitpun, kecuali terusik oleh rayuan cintamu padaNya. Rayuan cinta yang murni. Cinta yang benar-benar tulus dari lubuk hati yang paling dalam.
Siang itu memang sangat kurasakan sekali adanya getaran kehendak Tuhan semakin dekat tercipta di dunia. Karena dua insan yang saling berdoa dengan kesungguhan hatinya. Apa yang akan terjadi? Karena segala sesuatu itu berjalan pada sunnatullah. Seorang insan berdoa, “Ya Rabb, dekatkanlah dia denganku dalam suatu kebaikan.” Dan yang lainnya berkata, “Ya Rabb, aku laksanakan perintahMu untuk menjadi manusia yang dermawan.”
Kekuatan doa mereka terdengar oleh sang Maha Pencipta dan kemudian doa-doa itu dikabulkan olehNya, kemudian jadilah sebuah takdir di muka bumi. Kekuatan takdir berada pada kekuatan doa. Kadang takdir adalah kata “takdir” itu sendiri. Tak ada seorangpun yang dapat merubahnya, kecuali Allah yang Maha Perkasa. Seorang insan hanya berkata “Tuhanku, limpahkan takdirMu kepadaku dengan lembut, jika memang tak bisa dirubah kembali.”
Perhatikan bagaimana kedua insan itu saling berdoa dan apa yang akan terjadi setelah mereka berdialog dengan Tuhannya. Terciptalah satu takdir yang mengatakan “Jiwa kedermawanan seorang insan telah tercipta.”
Sesungguhnya takdir bisa dirubah dengan beberapa pekerjaan yang memang layak kita lakukan, yaitu:
Berhati dermawan
Inilah salah satu perkerjaan yang selalu dinanti-nantikan oleh halayak ramai. Uluran tangan yang dinantikan dengan hati yang ikhlas dan senyuman bibir yang manis. Al-yad al-‘ulya khairun min al-yad as-sufla (tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah). Memberi lebih baik dari pada meminta. Pastikan ketika kita memberikan sesuatu untuk orang lain, mata dan hati kita memandang pada wajah Allah bukan pada wajah manusia. Manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan Allah yang Maha kuasa.
Besar ataupun kecil suatu pemberian, nilainya adalah sama dihadapan Allah. Yang terpenting adalah keikhlasan ketika memberikannya kepada orang yang membutuhkan. Jika kita sering melakukan meditasi (bertafakkur akan kebesaran Tuhan) dikeheningan malam ketika manusia terlelap dalam tidurnya, maka kita akan merasakan pemberian manakah yang didasari oleh hati yang ikhlas. Karena di keheningan malampun mampu untuk membukan tabir hati seorang manusia. Jika pemberian didasari oleh hati yang ikhlas maka getaran yan disampaikan oleh si pemberi kepada penerima akan berbeda dengan hati yang ingin dilihat oleh manusia.
Hilangkan rasa ingin dipuji oleh manusia, karena pujian itu hanya dapat hidup di dunia saja. Tumbuhkan rasa ingin dipuji oleh Allah karena pujian itu akan hidup abadi selamanya. Pujian yang akan menemani kita kelak di akhirat nanti dan akan memberatkan timbang amalan yang akan di bawa nanti, ketika hari Penghisaban.
Dengan sifat inilah kita akan mendapat dukungan doa dari setiap jiwa manusia. Dan meraka akan selalu mendoakan kita untuk suatu kebaikan. Doa-doa mereka akan selalu mengetuk pintu Tuhan agar takdir yang tidak baik untuk kita digugurkannya ataupun digantikan dengan yang lebih baik. Pintu Tuhan pasti akan dibukakannya.
Perbanyak teman
Ada suatu pribahasa mengatakan, “Shadiquka man abkaka la man adhhakaka.” (Temanmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa). Teman yang selalu membawa kita pada jalan kebaikan, bukan pada jalan yang menyesatkan. Jalan yang selalu membuat hati kita menangis dan tertawa di kemudian hari, bukan jalan yang menggiring pada berfoya-foya yang akhirnya membuat menangis di kemudian hari.
Teman yang selalu mengingatkan pada kata-kata “berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Teman yang selalu mengingatkan pada kata-kata hikmah, kata yang selalu diselimuti oleh makna al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Dengan banyak teman, maka kehidupan yang dijalani akan berjalan dengan indah dan penuh makna, jika teman itu selalu mengingatkan kita pada kata “Allah,” jika tidak, maka hidup ini akan semakin suram. Teman adalah sebagain penghibur hati. Saat ini, juga sampai akhir nanti, tatkala bumi ini diguncang oleh Yang Maha kuasa. sosok teman yang baik akan menyelamatkan dari siksaan api neraka. Teman adalah termasuk salah satu yang memberikan syafa’at kelak di hari pembalasan. Maka hati-hatilah memilih teman, karena teman pula kita akan masuk neraka. Bertemanlah karena Allah.
Tidak mencuri
Mencuri adalah salah satu perbuatan yang tercela. Perbuatan yang mengakibatkan kebahagiaan terkikis habis olehnya. Hilang kepercayaan, hilangnya kasih sayang manusia juga mengakibatkan doa tak didengar oleh Allah. Jika doa sudah tak didengar olehNya, pertanda takdir yang jelek tidak bisa dirubah kembali. Dalam hadist disebutkan, yang artinya begini, “Allah tidak akan mendengar doa seorang hamba (yang mencuri) selama 40 hari”. Allah dan RasulNya sangat benci kepada pencuri. Rasul pernah berkata, “Jika putriku mencuri, akan saya potong tangannya.” Perkataan Rasul ini bersandar dari firman Allah bahwa “Seorang pencuri harus dipotong tangannya.”
Bersabarlah atas apa yang Allah berikan kepadamu. Dan berqana’ahlah selalu dengan apa yang ada. Jangan merebut hak orang lain yang telah Allah berikan. Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (dalam menjalani hidup ini).
Ikhlas dalam beramal
Jika hati selalu bergandengan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, maka hasilnya adalah kebeningan hati dalam jiwa. Sebagaimana yang telah saya jelaskan diatas tentang “berhati dermawan.” Itu menyinggung tentang keikhlasan dalam hati. Karena dengan hati yang tidak ikhlas, semua perbuatan yang pernah kita lakukan akan gugur dan lenyap.
Perbanyak sujud
Sujud merupakan amalan baik yang disukai Allah. Karena dari bentuk sujud yang kita lakukan adalah sikap merendah dihadapan Allah. Bersujudlah dengan tawadu’ (merendahkan diri padaNya) dalam shalat lima waktu dan perbanyaklah sujud pada waktu malam (sepertiga malam), di kala manusia terlelap dalam buaian mimpi. Karena pada waktu itulah Allah turun kebumi. Untuk mendengarkan jeritan hati hambaNya. Perbanyaklah sujud dan berdoa. Karena pada waktu itu, salah satu waktu yang apabila berdoa, maka doanya akan dikabulkan (Salah satu waktu yang mustajab). Dan Allah akan mengangkat derajat hamba-hambaNya ke tempat yang dikehendakiNya.
Perbanyak membaca istighfar
Jangan selalu menyimpan perasaan selalu benar. Simpanlah perasaan itu dan jangan pernah dibuka kembali. Ingatlah selalu akan kesalahan yang sering dilakukan. Kesalahan kepada diri sendiri, kesalahan kepada orang lain dan kesalahan kepada Allah. Sudahkah kita meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti, orang yang pernah kita dizalimi, orang yang pernah kita cerca dan memakinya? Tanamkan dalam diri, jiwa pemaaf. Karena sifat itu disayang Allah dan manusia.
Dan beristigfarlah (meminta ampunan) selalu kepada yang Maha kuasa. Rasul sendiri, yang dikenal sebagai hamba Allah yang dima’sum (dijaga) dari semua kesalahan, beliau masih tetap selalu meminta ampun kepada Allah, apabila dalam tingkah laku, amalnya ada kesalahan. Ini bertanda bahwa Rasul tidak mempunyai sifat egois.
Shalawat untuk Rasullullah
Shalawat merupakan salah satu kunci, doa kita terkabul. Jika kita tidak pernah menyampaikan shalawat untuknya, berarti doa yang kita panjatkan tidak akan pernah terkabul. Dan doa kita menjadi sia-sia aja. Bukan hanya manusia saja yang menyampaikan shalawat untuk Rasul. Allah dan malaikatNyapun ikut bershalawat untuknya.
Ada suatu kisah. Ketika itu Rasul bersama sahabatnya sedang berkumpul untuk memecahkan suatu permasalahan umat. Para sahabat duduk berbaris dekat dengan Rasul. Tiba-tiba ada orang datang, kemudian Rasul menyuruhnya untuk duduk lebih dekat dengannya. Para sahabat cemburu dengan apa yang telah Rasul perbuat. Karena merekalah (para sabahat) yang paling dekat dengan Rasul. Tapi Rasul menyanggah bahwa diantara kalian semua dialah yang paling dekat denganku kelak di akhir jaman (qiyamah). Orang yang sering bershalawat untukku, dialah yang paling dekat denganku di surga.
Takdir sudah tertulis dalam kitab al-Mahfudz. Tidak seorangpun dapat merubahnya. Kecuali dengan izin Allah semua akan berubah. Berdoa dan sering melakukan perbuatan yag baik, akan merubah takdir manusia di muka bumi. Dialah (do’a dan perbuatan yang baik) sebagai wasilah dari Allah untuk merubah takdir kita.[]LINGKARAN TUHAN
Ini perjalananku, ketika memasuki sebuah lingkaran Tuhan. Aku merasakan kedamaian didalamnya. Bagaikan air yang mengalir dengan tenang di kedalaman hutan yang jauh dari perkotaan. Terdengar kicauan burung sedang bernyanyi. Katakpun ikut berdansa dengan riang. Mulutnya (katak) berbicara dengan alam. Sedangkan alam sedang bertasbih pada Tuhan. Semuanya bertasbih pada Tuhan dengan cara yang berbeda. Semuanya tunduk dan bersujud pada Tuhan.
Semuanya ini mengingatkan aku untuk bertasbih juga kepada Yang Maha kuasa. Namun kadang hatiku berrsedih, acapkali angin panas datang kepadaku, entah dari mana angin itu berasal. Dan dia (angin) selalu membisikkan ke telingaku “ayo ikut terbang bersamaku”. Dia mengulanginya beberapa kali, hampir ribuan kali ke telingaku. Sampai aku tertidur dibuatnya.
Kemudian aku terbangun, tapi dia terus mengulanginya kembali. Lalu aku bantahnya dengan suara lancang. Tidak! Aku tidak akan pernah ikut bersamamu, karena keluargaku berada denganku. Pergilah dengan keluargamu sendiri. Aku ingin menjadi keluarga Tuhanku. Bukan menjadi keluargamu.
Angin panas itu telah pergi. Kini aku telah menjadi kelurgaku dengan segala ketenangan jiwa. Damai, tentram, itulah yang aku rasakan. Beradu pandang dengan mereka (keluargaku), semakin jelas aku memandang alam. Beradu telinga, semakin nyaring pendengaranku. Beradu lidah, semakin sering aku mengucapkan kata “cinta.”
Aku merasa kebahagiaan telah datang kepadaku. Bersama keluargaku tercinta. Namun ketika hatiku beradu secara bersamaan, akalku semakin bercabang saja. Kadang bertentangan, kadang sejalan. Itulah anugerah tuhan. Indahnya perbedaan.
Lingkaran Tuhan itu adalah dimana tempat aku teremenung sambil tanganku menggenggam al-Qur’an, dan kemudian dihafalnya. Dikelilingi oleh sekumpulan orang yang juga menggenggam al-Qur’an. Satu keinginan untuk menghafal kalam Ilahi. Namun sejuta perbedaan yang tertanam dalam akal manusia. Berbeda tapi satu tujuan. Jika didasari oleh hati yang ikhlas.
Pernah suatu saat, Rasul berkhutbah di kalangan orang banyak. Beliau menyebutkan bahwa Allah mempunyai keluarga. Sebagaimana kita mempunyai keluarga. Para sahabat bertanya, “Ya Rasul, siapakah keluarga Allah itu? Beliau menjawab, “Dialah orang yang selalu menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an.” Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur’an Manba’ul Furqan adalah tempat keluargaku tercinta.[]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home